Minggu, 27 September 2009

GROUND HANDLING

                Ground handling : Proses penanganan penumpang, bagasi, cargo dan pos di bandara (Airport) oleh petugas airlines yang dimulai dari proses embarkasi(departure) hingga proses debarkasi(arrival).

    UNIT-UNIT GROUND HANDLING :

    A. Pasasi
         -Check in Counter
         -Boarding Gate
         -Transfer Desk
         -Services
         -Greeting
    B. Bagage handling
         -Bagage Checker
         -Loading Master
         -Lost&Found
    E. CRO
    C. Ramp
    D. Cargo Handling
    E. Operation
    F. Catering
    G. Security

    A. PASASI
         Pasasi adalah bagian dari ground handling yang menangani penumpang dimulai dari proses check in  hingga penumpang naik ke pesawat(Aircraft),dan menangani proses penumpang transit.
    ===>Check in Counter
         Check in Counter adalah tempat melapor nya penumpang yang ingin menggunakan jasa penerbangan.
    1. Persiapan-persiapan petugas Check in Counter adalah :
        - Perhatikan Performance diri
        - Mengecheck display pada billboard, apakah sudah sesuai dengan penerbangan yang akan kita incharge.
        - Menyiapkan label bagasi,limited release, surat pernyataan & boarding pass
        - Check in counter dibuka 2 jam sebelum waktu keberangkatan dan ditutup 30 menit sebelum
           keberangkatan.
        - Berkoordinasi dengan petugas operation/ramp perihal no.penerbangan yang akan digunakan.
    2. Tugas-tugas pokok Check in Counter :
        -Mengecek Validity tiket, tanggal penerbangan, rute penerbangan & Class.
        -Mencocokkan dokumen penumpang seperti KTP, PASPORT atau SIM yang akan di cocokkan dengan
          tiket.
        - Menyobek Flight Coupon.
        - Mengecek bagasi, menimbang bagasi, dan menempelkan label bagasi serta memberikan claim tag
           kepada penumpang
        - Menangani excees bagage.
        - Menentukan sheet number penumpang serta menerbitkan boarding pass.
        - Menangani Penumpang GO SHOW
        - Berkomunikasi & berkoordinasi dengan unit lain.


       

    Jumat, 11 September 2009

    GROUND HANDLING


    SEJARAH GROUND HANDLING DI INDONESIA

    Berdasarkan sejarah perkembangan perusahaan ground handling di Indonesia, munculnya perusahaan Ground handling adalah bermula dari adanya kegiatan perpindahan bandara Internasional Kemayoran Jakarta Pusat ke Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur sambil menunggu selesainya pembangunan bandara baru yang lebih modern Soekarno - Hatta di Cengkareng Jakarta dimana pada saat yang bersamaan Garuda Indonesia yang kala itu juga berperan sebagai penyedia jasa ground handling bagi maskapai penerbangan asing mulai " kewalahan " menghadapi adanya tuntutan dari pihak users yang menginginkan pelayanan dan perhatian yang lebih maksimal dari Garuda Indonesia terhadap penanganan ground handlingnya.

    Berdasarkan sejarah kelahirannya, sebenarnya kegiatan ground handling merupakan bagian integral dari lingkup pekerjaan dalam suatu perusahaan penerbangan, dimana terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan perusahaan penerbangan ialah :
    1. Kegiatan di kantor kota ( Town Office ) yang lebih dominan mengerjakan urusan pemasaran/sales and service dan administrasi keuangan serta umum.
    2. Kegiatan operasional kestasiunan di Bandar udara (airport)

    Jadi, dalam hal ini kegiatan ground handling merupakan bagian atau divisi operasional perusahaan penerbangan yang dipimpin oleh seorang kepala stasiun sebagai manajer operasi atau ground handling.

    Dalam perkembangan selanjutnya, muncul ide untuk mendirikan perusahaan yang khusus menyediakan jasa/layanan ground handling, mengingat adanya peluang yang terbuka lebar, dimana tidak sedikit perusahaan penerbangan asing (internasional) yang menyinggahi kota Jakarta dan Denpasar yang tentu saja mendarat dan tinggal landas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta dan Bandara Ngurah Rai Denpasar.
    Beberapa perusahaan penerbangan asing yang membuka rute ke Jakarta dan Denpasar dipastikan akan menjalin kerjasama dengan perusahaan - perusahaan lokal sebagai representative agent atau dikenal dengan istilah General Sales Agent (GSA).

     

    PENGENALAN GROUND HANDLING

    Ground Handling berasal dari kata Ground yang artinya darat atau di darat, yang dalam hal ini di banda udara (airport) dan berasal dari kata Handling, dari kata dasar hand atau handle yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti menangani atau melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling berarti penanganan atau pelayanan (services or to services). Sehingga pada banyak kesempatan, kita sering menjumpai pemakaian kata Ground Services (pelayanan darat atau pelayanan di airport).

    Ground Handling adalah suatu kegiatan airlines yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para passanger berikut bagasinya, cargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat didarat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di airport, baik untuk departure maupun untuk arrival.

    Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui ruang lingkup batas pekerjaan ground handling yaitu pada fase atau tahap Pre Flight dan Post Flight, yaitu penanganan penumpang dan pesawat selama berada di bandara. Secara teknis operasional, aktivitas ground handling dimulai pada saat pesawat taxi (parking stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal (block on) dan pintu pesawat sudah dibuka (open the door) dan para penumpang sudah dipersilakan untuk turun atau keluar dari pesawat, maka pada saat itu para staf darat sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih pekerjaan dari Pilot In Command (PIC) beserta cabin crewnya.

    Sebagian besar aktivitas perusahaan Ground Handling dilakukan di airport, di airport itu sendiri kegiatan pelayanan di bagi kedalam beberapa tempat secara umum, misalnya di Terminal Area, Cargo Area, Apron dan juga di Land Side.

    Di Indonesia sampai dengnan tahun ini ada 2 perusahaan besar yang khusus bergerak di bidang Ground Handling atau Airport Service yaitu : PT GAPURA ANGKASA dan PT JASA ANGKASA SEMESTA ( JAS ). Jenis-jenis pekerjaan atau produk layanan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan Ground Handling yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama, tetapi itu semua kegiatan pelayanan jasa yang diberikan mengacu kepada standar yang telah ditetapkan ileh IATA yang dapat kita lihat pada buku IATA Airport Handling Manual (AHM).




    AIRCRAFT HANDLING MANUAL (AHM)

    Airport Handling Manual ( AHM ) adalah suatu buku pedoman bagi suatu badan usaha untuk menjalankan aktivitas pelayanan di Bandar udara / airport. Airport Handling Manual diterbitkan oleh International Air Transport Association (IATA). AHM sendiri berisi ketentuan-ketentuan mengenai tata cara atau aturan dalam menjalankan aktivitas Ground Handling di Airport. Perusahaan Ground Handling memakai buku “Airport Handling Manual” sebagai buku pedoman untuk menjalankan kegiatan Ground Handling.
    Pekerjaan Cargo Handling merupakan bagian dari Ground Handling yang mengacu pada Aircraft Handling Manual (AHM 810) Annex A dalam Ground Handling Agreement, Cargo, dan Mail Handling berada pada section 5. Lengkapnya adalah sebagai berikut

    Section 1 : Representation & Accomodation
    Section 2 : Load Control and Communication
    Section 3 : Unit Load Devisi (ULD)
    Section 4 : Passanger & Baggage
    Section 5 : Cargo & Mail
    Section 6 : Ramp
    Section 7 : Aircraft Servicing
    Section 8 : Fuel & Oil
    Section 9 : Aircraft Maintenance
    Section 10 : Flight Operation & New Administration
    Section 11 : Surface Transportation
    Section 12 : Catering Service
    Section 13 : Servicing & Administration
    Section 14 : Security

    Dibawah ini adalah contoh gambar ketika ingin mendownload bagasi :
    Luggage Downloading
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhllwxdHMkU3VZT-Q035-hX7ihflbcXbWfj6waZsGnbkJaAA8S2gxR2EdkAnWpztzB7g_hZJ1i2PBguaOXUHIZGwniIwN23dn0rK9NiRKlHA-GiTiU6liQbttmTutUhQ3v_4-7Ws2Zf8JE/s320/800px-Boeing_757-251_-_Northwest_Airlines_-_N538US_-_EHAM_(2).jpg
    Dibawah ini adalah contoh gambar ketika pengisian bahan bakar :
    A British Airways pesawat yang refueled
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjATmHK0qHqoYmxU4ynJkQBC-eLyG0ChQ-9foVgR0Qk1Piq4Hsh5G_wkK2U33YJ0uFzmo34l-kI6xqVPZLz6j46rE4a59-12CXythE71vi9jssrFfrMFxSOClIYq7aqf26clFb6G0a_pDI/s320/800px-Airbus_A321-231_-_British_Airways_-_G-EUXH_-_EHAM_(5).jpg
    Dibawah ini adalah gambar pushback tractor and a ground power unit.
    Pushback tractor dan tanah daya unit.
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-s1lLQhziy27Yos5S7uKdctswSuQSPvdh6z39jJ7VnqW80Jebvr9p0G2PwCl8_3M6JUrL4M6UQ95puwwLOx9Xp1EQG0TLcTz-y8YfnLHwp8HqVyHrlBdxdrzXd8wdxHih28igU9eHPZA/s320/800px-KLM_Pushback_tractor_and_ground_power_unit.jpg
    Di bawah ini adalah gambar ketika penyedotan hajat :
    Lavatory Drainage/ hajat drainase

    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKROJq6DDEZpKy87bv-vQSCLI3MxncDEgvH1T1B8rrlQ0DB4BA5x-J2WKkrP-ddGgtM7ewGdFdxZKHef0-bztsocB5bIqmD10-e-WjHZ_YrumV0Dsfmara5878rKyOlCEgMajUi2kgIgo/s320/450px-Aircraft_lavatory_service.jpg                  

    Ini termasuk layanan di jalan atau Apron, seperti :
    • Panduan pesawat terbang ke dan dari posisi parkir (dengan cara Aircraft Marshalling),
    • Tarikan dengan pushback tractors,
    • Hajat drainase,
    • Air angkutan gerobak(untuk isi ulang tangki air tawar),
    • Akses internet gratis (lebih umum untuk pesawat kecil),
    • Airstart unit (untuk memulai mesin),
    • Penanganan bagasi, biasanya dengan cara beltloaders dan bagasi cart,
    • Cargo udara penanganan, biasanya dengan cara kargo kerek pengangkut barang, dan cargo loader,
    • Catering truk
    • Bahan bakar, yang dapat dilakukan dengan truk atau bahan bakar truk tangki bensin pumper,
    • Daya tanah (sehingga mesin tidak perlu berjalan untuk memberikan daya pesawat di lapangan),
    • Penumpang tangga (digunakan sebagai ganti dari sebuah aerobridge atau airstairs, beberapa perusahaan penerbangan menggunakan anggaran kedua untuk meningkatkan kecepatan putaran),
    • Kursi roda lift, (jika diperlukan),
    • Hidrolik Mules (unit yang memberikan daya hidrolik pesawat terbang ke luar), dan
    • Deicing


    Passanger Service
    Ini termasuk layanan di dalam terminal bandara seperti :
    • Memberikan Check-in Counter untuk layanan penumpang yang berangkat pada pelanggan maskapai penerbangan,
    • Menyediakan layanan gate kedatangan dan keberangkatan. Agen diperlukan untuk memenuhi penerbangan pada kedatangan erta menyediakan layanan termasuk keberangkatan pesawat penumpang, menutup penerbangan dan lain-lain,
    • Transfer staff counters, customer service counters, airlines lounge dan lain-lain.
    • Cabin Service
      Pelayanan ini memastikan kenyamanan penumpang. Tugasnya termasuk dalam membersihkan kabin penumpang dan perlengkapan dari on-board atau habis dicuci item seperti ; sabun, bantal, tisu, selimut dan lain-lain.


      Catering
      Catering bongkar muat, termasuk dari makanan dan minuman yang tidak digunakan dari pesawat terbang, dan memuat makanan dan minuman segar untuk penumpang dan awak pesawat. Makanan di dalam Airlines biasanya disampaikan dengan trolleys. Makanan yang disiapkan berada di darat untuk meminimalkan jumlah persiapan (selain dari cuma atau reheating) diperlukan di udara.

      Berikut ini adalah beberapa perusahaan, maskapai penerbangan yang induk perusahaan sendiri, telah dimiliki, atau memiliki outsource dan divested, tetapi masih terus memberikan catering untuk maskapai penerbangan di dunia penerbangan :
    • Cathay Pasific Catering Services
    • Gate Gourmet
    • LSG Sky Chefs
    • Servair
    • American Airlines
    • United Airlines


    Field Operation Service
    Layanan ini dispatches pesawat terbang, menjaga komunikasi dengan sisa dari operasi penerbangan di bandara dan dengan Air Traffic Control.

    GROUND SUPPORT EQUIPMENT

    Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Ground Support Equipment digunakan untuk melayani pesawat terbang sebelum keberangkatan maupun setelah tiba di bandara. Dinamakan ground support equipment karena peralatan ground handling ini dapat mendukung operasi pesawat ketika berada di darat. Adapun fungsi umum dari peralatan ini meliputi ground power operations, aircraft mobility, dan loading operations (penumpang dan barang).
    Banyak Airlines yang melakukan sub contract dengan perusahaan ground handling di bandara ataupun handling agent, atau juga dengan Airline lainnya. Ground handling memiliki banyak persyaratan dalam memberikan pelayanan dari pesawat pengangkut penumpang, diantara waktu tiba harus berada di (apron) pintu terminal dan keberangkatan selanjutnya juga demikian. Kecepatan, akurasi, dan efisiensi sangatlah penting di dalam pelayanan ground handling. in order untuk meminimalisir waktu yang terbuang (turnaround time), selama pesawat berada di pintu.
    Airlines kecil terkadang memperbaiki sub contract dengan Airline yang lebih besar dan memiliki reputasi. Melalui kerja sama jangka pendek, yang merupakan alternatif termurah. Ada beberapa kategori untuk ground support equipment, dan (GSE) terdiri dari dua kategori, yaitu:
    1. NON-POWERED EQUIPMENT
    CHOCKS
    Chock digunakan untuk mencegah pesawat bergerak ketika parkir di apron atau di hanggar. Chocks diletakkan di depan dan di belakang roda landing gear pesawat. Chocks terbuat dari kayu yang keras atau karet yang keras.
    BAG CARTS
    Kereta angkut (Baggage carts), digunakan untuk mengangkut cargo, excess baggage, mail, dan material lainnya dari terminal ke pesawat atau sorting facility. Carts dilengkapi dengan system pengereman dengan memblok roda sehingga tidak bergerak ketika akan disambungkan dengan balok untuk ditarik. Banyak kereta yang dilengkapi dengan penutup, kecuali untuk bagian yang menggunakan plastik dilindungi dengan terpal sehingga items terlindungi dari kondisi cuaca.

    DOLLIES FOR CONTAINERS AND PALLETS
    Trolli untuk container dan pallet digunakan untuk mengangkut muatan di container dan pallet. Dari keduanya memiliki inbuilt rollers atau roll untuk memudahkan di dalam mengangkut container dan pallet ke dalam space pesawat. Container dan pallet juga wajib dilengkapi dengan built-in fuses. Mekanik rem bergantung kepada konstruksi blok roda ketika trolli diangkat ke atas atau sebaliknya. Trolli untuk container memiliki pola memutar untuk membuat container dapat berbalik arah secara langsung saat proses loading ke dalam pesawat. Semua bagian pada trolli, baik roda, pole, system pengereman, bagian sambungan haruslah sesuai prosedur.
    2. POWERED EQUIPMENT REFUELLERS
    Hydrant truck aircraft refueller.
    Aircraft refuellers biasa juga disebut fuel truck, atau hydrant truck. Fuel truck sendiri dapat mengangkut bahan baker sekitar 10,000 US gallons, fuel truck memiliki alat pemompa, penyaring, selang karet, dan peralatan lainnya. Sebuah hydrant cart bergerak ke pipeline network untuk menyediakan bahan bakar pesawat. Ada perbedaan yang signifikan antara hydrant system dengan fuel truck, hydrant system lebih menguntungkan karena fuel truck harus mengisi kembali secara berkala.
    TUGS AND TRACTORS
    Tugs dan tractors memiliki beberapa fungsi dan tujuan di dalam memberikan pelayanan pendukung di darat. Mereka digunakan untuk menarik atau menggerakkan alat-alat ground support yang mengalami kerusakan, termasuk bag carts, mobile air conditioning units, air starters, lavatory carts, and peralatan lainnya.
    GROUND POWER UNITS
    Ground power unit adalah kendaraan yang mampu menyuplai tenaga ke pesawat yang sedang berada di parkir area. Ground power units juga memungkinkan dapat menyuplai jetway, mempermudah suplai energi listrik ke pesawat. Semua pesawat yang memiliki syarat 28V arus searah, dan 200V 400HZ arus bolak balik, energi listrik dibawa dari sebuah generator yang disambungkan ke pesawat lewat kabel yang sangat tebal. Kabel penghubung ini adalah standar untuk semua pesawat.
    BUSES
    Airport buses digunakan untuk mengangkut penumpang, dan memindahkan penumpang dari pesawat ke terminal, atau dari satu terminal ke terminal yang lainnya. Di beberapa Bandar udara bis hanya dapat digunakan untuk penumpang yang berada di lantai dasar, apabila berada di lantai 2 biasanya penumpang menggunakan garbarata, bis terkadang disebut sebagai mobile lounges.
    CONTAINER LOADER
    Loader untuk pesawat berbadan lebar (aircraft platform) digunakan untuk loading dan unloading cargo yang berada di container atau di pallet. Loader memiliki dua peron yang secara bebas mengangkat dan menurunkan. Container dan pallet saat di loader digerakkan dengan built-in rollers atau roda, dan diangkut ke pesawat melewati peron.
    TRANPORTERS
    Container Transporters adalah peron kargo yang memiliki konstruksi untuk membantu proses loading dan unloading. Tipe transporter tergantung pada load capacity container yang akan diangkut, dan berlaku juga untuk pallet serta transporter yang lebih besar.
    AIR STARTER
    A jet air starter adalah sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan mesin gas turbin yang, selama menghidupkan pesawat membutuhkan udara seperlunya agar mesin pesawat dapat hidup. Selama kompresor tidak bisa bekerja sendiri mengantarkan udara yang cukup, udara disediakan oleh air starter. Air starter mengeluarkan udara dengan selang yang didekatkan ke pesawat.
    POTABLE WATER TRUCKS
    Potable water trucks adalah kendaraan khusus yang mengisi drinking water di tangki pesawat. Air disaring dan dilindungi dari beberapa elemen selama tersimpan di kendaraan. Sebuah pompa di kendaraan membantu menggerakkan air dari kendaraan ke pesawat.
    LAVATORY SERVICE VEHICLES
    Kendaraan lavatory service kosong dan mengisi dari lavatories onboard aircraft, kotoran yang tersimpan di tangki, kemudian dibersihkan dengan kendaraan ini, setelah tangki dibersihkan kemudian diberikan campuran air dengan disinfecting concentrate, biasa disebut blue juice. Beberapa Bandar udara memiliki kereta lavatory yang lebih kecil dan harus ditarik dengan penarik.
    CATERING VEHICLE
    Catering vehicle juga mengunloading minuman dan makanan yang tidak habis terkonsumsi, selain me loading makanan dan minuman yang baru untuk penumpang dan crew. Tipe makanan di antar dengan kereta yang distandarkan. Makanan dibuat di darat sesuai dengan banyaknya permintaan (apart from chilling or reheating). Kendaraan catering terbuat dengan lifting syst

    em, platform and an electro-hydraulic control mechanism. Kendaraan dapat mengangkat dan menurunkan, peron dapat menggerakkan ke depan pesawat.
    BELT LOADERS
    Belt loader adalah kendaraan yang menyediakan moveable belts untuk loading dan unloading baggage dan cargo. Sebuah belt loader digerakkan untuk membuka ruang di bawah pesawat, dikenal sebagai bin atau pit. Belt loader banyak digunakan pesawat kecil yang tidak dapat menggunakan container. Baggage tersimpan tanpa container melainkan dengan bulk loading.
    PASSENGER BOARDING STAIRS
    Passenger boarding stairs terkadang disebut tangga udara, digunakan untuk mengangkut penumpang dari darat ke kabin pesawat. Semenjak banyak pesawat yang memiliki pintu pesawat yang tinggi dari darat, tangga membantu penumpang naik dan turun dengan aman serta efisien. Ada beberapa tangga yang seperti eskalator sehingga mempermudah penumpang, ada juga tangga yang biasa saja. Banyak tangga yang dapat menyesuaikan ketinggian tangga dengan ketinggian pesawat.
    PUSHBACK TUGS AND TRACTORS
    Pushback tugs banyak digunakan untuk menarik pesawat dari runway menuju apron, begitu juga sebaliknya. Tugs ini sangat bertenaga karena memiliki mesin yang besar. Pushback tug juga bisa mendorong pesawat dalam beberapa situasi, seperti mendorong ke hangar. Ukuran tugs disesuaikan dengan ukuran pesawat. Beberapa tugs menggunakan tow-bar sebagai penghunbung antara pesawat dengan tug itu sendiri. Selama menarik tugs menggunakan gear secara perlahan agar mempermudah
    DE / ANTI-ICING VEHICLES
    Prosedur dari de/ anti icing, melindungi pesawat dari kebekuan akibat tertutup salju, dengan menggunakan kendaraan khusus yang memiliki tangan-tangan, seperti sebuah cherry picker untuk mempermudah akses masuk ke pesawat. Sebuah selang penyempot khusus mencairkan ice pada pesawat, juga mencegah penumpukkan salju selama berada di darat.

    Sabtu, 05 September 2009

    SEJARAH PENERBANGAN DUNIA

    17 Desember 1903, di landasan pasir yang terpencil di pantai North Carolina, angin bertiup kencang, Orville dan Wilbur Wright bersaudara, tinggal landas dengan pesawat terbang bermesin untuk pertama kali dalam sejarah manusia.

    Orville Wright terbang dahulu sejauh 30 meter selama 12 detik. Wilbur menerbangkan pesawat yang keempat dan usaha terakhir, mencapai jarak 260 meter, dan terus terbang selama 59 detik.

    Penerbangan Wright bersaudara mengubah sejarah. Dalam 15 tahun kemudian, pesawat-pesawat terbang militer sudah terlibat dalam pertempuran udara dalam Perang Dunia Pertama. Tiga puluh tahun kemudian, manusia dan barang-barang telah dapat diangkut lewat udara secara luas. Enam puluh enam tahun sesudah penerbangan pertama itu, Neil Armstrong berjalan di bulan. 16 oktober 2003, Cina menjadi negara ketiga yang mampu mengorbitkan manusia di antariksa.

    Di Amerika peringatan seabad sejarah penerbangan mendapat perhatian luar biasa. Tanggal 4 Juli lalu, pada Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, lebih dari 600.000 orang berkumpul di Dayton, Ohio, di mana Wright bersaudara dibesarkan, untuk menghormati kedua putra bangsa itu. Sekitar 150.000 orang juga berkumpul di kota Kitty Hawk, North Carolina. Mereka menyaksikan tempat penerbangan pertama kali. Daerah itu telah lama menjadi monumen nasional.

    Di Washington, D.C., ibukota Amerika Serikat, Museum Penerbangan dan Antariksa Lembaga Smithsonian Amerika mengadakan pameran istimewa mengenai Wright bersaudara. Yang menjadi pusat perhatian adalah pesawat terbang asli Wright bersaudara, yang dikenal sebagai "Wright Flyer". Pesawat itu telah lama digantung tinggi dalam museum. Sekarang pesawat itu terletak di lantai di mana sayap dan badan pesawat yang tidak kokoh tampak seperti pesawat terbang model besar yang anak-anak ingin membuatnya.

    Wright bersaudara terbang secara diam-diam, dengan hanya dua pengamat lain. Peristiwa itu tidak mendapat liputan media secara luas. Wright bersaudara memiliki sebuah toko di Dayton, di mana mereka membuat, mereparasi dan menjual sepeda. Beberapa orang lain yang berusaha mencapai kemajuan dari Glider atau pesawat luncur, atau pesawat terbang layang ke pesawat yang dapat terbang dengan baling-baling sendiri, memiliki pengakuan ilmiah dan profesional. Glider, pertama kali membawa manusia ke udara dalam tahun 1786. Banyak orang di lapangan meragukan apakah dua orang pria yang tidak banyak berpengalaman itu benar-benar terbang. "Flyers or liars", demikian tulis sebuah suratkabar. Maksudnya, kedua orang itu "penerbang atau pembohong?"

    Namun mereka terus memperbaiki dan meningkatkan pesawat mereka dan pada tahun 1908 tiba-tiba mengejutkan masyarakat Prancis dengan melakukan demonstrasi terbang, yang meliputi gerakan akrobatik. Sejak itu, tidak banyak yang meragukan kemampuan mereka sebagai inventor penerbangan.

    Banyak hal yang mungkin telah menghentikan usaha mereka. Sejumlah orang meninggal sewaktu melakukan uji-coba dengan pesawat luncur. Mereka selamat. Seorang pria bernama Samuel Langley, Kepala Smithsonian Institution yang bergengsi, diberi dana 50 ribu dolar oleh militer Amerika Serikat untuk membuat sebuah pesawat terbang. Sebaliknya, Wright bersaudara menghabiskan seribu dolar dalam usaha mereka selama empat musim di Kitty Hawk. Sembilan hari sebelum Wright bersaudara terbang, pesawat Langley diluncurkan di Washington, D.C. dan segera jatuh.

    Abad ini mungkin akan memberi Wright bersaudara pengakuan sepenuhnya atas keahlian teknologi mereka. Mereka telah lama diakui bisa terbang. Namun inovasi mereka yang rumit dan sangat imajinatif kurang mendapat perhatian. Ketidak stabilan sepeda, yang dikendalikan oleh gerakan tubuh pengendara - mempengaruhi pemikiran mereka. Cara terbang burung yang meluncur dengan sayap mereka, mengubah arah dengan menggerakkan sayap juga sangat mengesankan mereka.

    Karena itu mereka menciptakan sistem sayap yang akan 'bisa bergerak miring, untuk memungkinkan pesawat terbang membelok dengan selamat. Mereka menggarap desain ekor yang fleksibel dan sistem pengendali untuk mengontrol arah terbang pesawat. Mereka berhasil menciptakan baling-baling besar yang efisien. Mereka secara manual membangun mesin ringan. Wright bersaudara mempengaruhi ilmu pengetahuan penerbangan udara untuk selanjutnya.

    Mereka terbang. Dunia berubah. Tetapi, tidak semuanya untuk kebaikan. Orville, yang hidup sampai tahun 1948, dan Wilbur yang meninggal tahun 1912, mengatakan dengan sedih dalam Perang Dunia Ke-II : "Kami berharap pesawat terbang akan menjadi alat untuk perdamaian".

    KISAH PENERBANGAN CELEBI BERSAUDARA

    Peristiwa penerbangan lagendaris itu dicatat sebagai peristiwa terbang berawak vertikal pertama yang menggunakan sistem pendorong berupa tujuh roket dengan bubuk mesiu sebanyak 300 pound.

    Peradaban Barat mengklaim  Wright bersaudara (Wright brothers), Orville dan Wilbur sebagai  penemu pesawat terbang pertama. Pada 17 Desember 1903, keduanya berhasil menerbangkan pesawat yang dibuatnya. Padahal, tiga abad sebelum Wright bersaudara mencoba melakukan penerbangan, dari Kekhalifahan Turki Usmani, Celebi bersaudara telah melakukan hal yang sama.

    Pada abad ke-17 M,  dua ilmuwan Muslim bersaudara itu berhasil melakukan uji coba penerbangan. Celebi bersaudara dikenal sangat tertarik dan cinta terhadap ilmu pengetahuan khususnya fisika, yang terkait dengan dunia penerbangan. Setiap hari,  mereka berdua belajar dan mempraktikkan ilmu penerbangan.

    Hingga akhirnya, Celebi bersaudara berhasil  menerbangkan pesawat ciptaan mereka sendiri meskipun dengan teknologi yang cukup sederhana. Tetapi pesawat hasil ciptaan mereka merupakan model dari pesawat-pesawat di dunia penerbangan modern saat ini. Kedua bersaudara itu adalah:

    * Hezarfen Ahmet Celebi
    Herzafen Ahmet Celebi merupakan saudara laki-laki Lagari Hasan Celebi. Pada suatu ketika terjadi pertempuran sengit di laut antara tentara Turki Usmani dengan pasukan asal Genoa, Italia. Dalam pertempuran yang dahsyat itu, akhirnya tentara Turki, termasuk di dalamnya Herzafen menjadi pemenangnya.

    Sedangkan Fransesca, putri sang kapten kapal dari Genoa juga selamat dari pertempuran dan menjadi tawanan tentara Turki Usmani. Tak berapa lama kemudian, Hezarfen yang masih muda jatuh cinta kepada Fransesca hingga akhirnya mereka menikah. Rupanya Fransesca merupakan perempuan yang cerdas.

    Dia juga banyak memiliki ilmu pengetahuan dari riset-riset penerbangan yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan di negaranya, Italia. Akhirnya dibantu oleh Fransesca dan saudaranya Lagari, Hezarfen melakukan riset untuk menciptakan pesawat terbang.

    Hezarfen sendiri sangat terobsesi untuk menciptakan pesawat terbang karena terinspirasi oleh seorang ilmuwan Muslim sebelumnya yang juga sangat tertarik dengan dunia penerbangan yakni Ismail Cevheri. Tetapi pada masa percobaannya, Ismail mengalami kegagalan.

    Ismail melakukan uji coba pesawatnya dengan terbang dari sebuah menara pada abad ke-10. Tetapi karena dia kurang memiliki pengetahuan tentang aerodinamika sayap, Ismail terjatuh saat melakukan penerbangan dan menghembuskan nafas terakhirnya seketika itu juga. Oleh karena itu, Herzafen berupaya keras untuk menyempurnakan riset penerbangan Ismail Cevheri bersama saudaranya.

    Herzafen terus melakukan riset penerbangan. Setelah melakukan riset studi terhadap burung dan melakukan percobaan penerbangan sebanyak sembilan kali, maka Herzafen memberanikan diri untuk memperagakan penerbangan pesawatnya di depan Sultan Murad ke-IV dan penduduk Istanbul pada 1630.

    Herzafen akhirnya melakukan penerbangan dari menara Galata yang tingginya 183 kaki dengan pesawat terbangnya yang sederhana terbuat dari kulit binatang yang disangga oleh rangka-rangka kayu. Herzafen berhasil terbang dengan tinggi di atas 150 meter dari permukaan air laut menuju Oskudar.

    Selama penerbangan, Herzafen terus berusaha menyeimbangkan arah angin dan arah terbangnya hingga akhirnya mendarat dengan selamat di sebuah padang rumput Doganciar di Oskudar. Jarak terbang yang telah dia tempuh mencapai 3.200 meter.

    Hezarfen merupakan orang pertama yang melakukan penerbangan lintas benua dari Eropa menuju Asia. Berkat kehebatannya,  Sultan Murad ke-IV yang menyaksikan sendiri peristiwa tersebut memberikan hadiah kepada Herzafen berupa 1.000 keping emas.

    * Lagari Hasan Celebi
    Kehebatan Lagari tak jauh berbeda dengan saudaranya, Herzafen. Lagari  merupakan orang yang sangat giat dalam melakukan penelitian tentang pesawat terbang bertenaga dorong ledakan yang sekarang disebut dengan nama roket.

    Lagari pertama kali menerbangkan roketnya pada saat kelahiran putri Sultan Murad ke-IV dari Istana Topkapi, Istanbul pada 1633. Saat akan meluncurkan roketnya, Lagari masuk ke dalam sebuah kerangkeng yang terhubung dengan roket. Kemudian dengan berhati-hati dia menyulut bubuk mesiu yang berada di dalam roket.

    Lalu percikan bunga api yang disertai asap pun mulai terlihat dan tak berapa lama kemudian roket yang membawa kerangkeng Lahari pun terbang menuju ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu, bubuk mesiu pada roket pun habis terbakar.

    Dengan sigap Lahari lalu keluar dari kerangkeng dengan menggunakan bajunya yang semacam parasut untuk mendarat ke muka bumi lagi. Akhirnya dia mendarat dengan selamat di tempat peristirahatan Sultan Murad ke-IV di Sinan Pasha.

    Peristiwa penerbangan Lagari itu dicatat sebagai peristiwa terbang berawak vertikal pertama yang menggunakan sistem pendorong berupa tujuh buah roket dengan bubuk mesiu sebanyak 300 pound. Menurut catatan sejarah, Lagari berhasil mencapai ketinggian kira-kira 300 meter dalam jangka waktu selama 20 detik.

    Karena prestasinya yang gemilang, Sultan Murad ke-IV memberikan penghargaan kepada Lagari dengan mengangkatnya menjadi salah satu pejabat militer terpenting di Angkatan Darat Turki. Berita kehebatan dua ilmuwan penerbangan yang bersaudara ini begitu menghebohkan negara-negara di Eropa. Bahkan berita kesuksesan penerbangan Celebi bersaudara itu menjadi buah bibir publik di Inggris pada 1638, dan dicatat oleh seorang penulis terkenal John Winkins dalam bukunya yang berjudul Discovery of New World.

    Namun akibat terjadinya berbagai macam intrik politik di Istana Topkapi yang berusaha menjatuhkan kejayaan Celebi bersaudara, hubungan yang telah terjalin dengan baik antara Celebi bersaudara dengan Sultan Murad IV pun merenggang, bahkan kian memburuk dari waktu ke waktu.

    Akhirnya Celebi bersaudara yang sangat berjasa terhadap dunia penerbangan modern saat ini dibuang ke negara Afrika, tepatnya di Aljazair dengan status tahanan politik. Setelah itu, mereka berdua dipindahkan dari pengasingan di Aljazair ke pengsingan di Crimea.

    Celebi bersaudara yang kepandaiannya mencengangkan dunia, berakhir dengan tragis dengan menghembuskan nafas terakhirnya di pengasingan di Crimea pada sekitar 1640. Crimea pada kemudian hari, menjadi tempat percobaan roket Rusia.

    Sejarah Penerbangan Legendaris
    Kisah penerbangan Celebi bersaudara menjadi sebuah kisah yang melegenda.  Upaya Celebi bersaudara itu  dicatatat oleh seorang petualang yang juga penulis abad ke-17 M yakni Evliya Celebi dalam bukunya yang berjudul Seyahatname.

    Evliya menuliskan kisah penerbangan Herzafen sebagai berikut:

    Pertama-tama Herzafen berusaha melakukan penerbangan dengan meluncur dari atas Menara Okmeydani antara delapan hingga sembilan kali dengan kekuatan sayap yang diterpa angin.

    Lalu, Sultan Murad Khan yang juga disebut sebagai Sultan Murad IV melihatnya dari rumah peristirahatan Sinan Pasha yang terletak di Sarayburnu. Herzafen terbang dari puncak menara Galata menuju Dogancilar di Uskudar dengan bantuan angin yang berhembus dari barat daya.

    Sultan Murad IV kagum dengan pencapaian Herzafen.  Sebenarnya, nama Herzafen sendiri bukan nama lahir pemberian kedua orangtuanya. Nama Herzafen merupakan pemberian dari Evliya Celebi sebagai penghargaan atas kehebatan Ahmed Celebi yang bisa menerbangkan pesawat untuk pertama kalinya. Herzafen sendiri memiliki arti yaitu seribu pengetahuan.

    Selain menuliskan kisah penerbangan Herzafen, Evliya juga menuliskan kisah penerbangan saudaranya, Lagari yang menjadi penerbang roket untuk pertama kalinya dengan menggunakan bubuk mesiu. Kehebatan Celebi bersaudara membuat Evliya terkagum-kagum dan mengabadikan kisah mereka di dalam karya besarnya.

    Dalam catatan perjalanan bersejarah Evliya, Seyahatname, Sultan Murad ke-IV juga mengatakan, “Herzafen Ahmed Celebi telah membuka era baru dalam sejarah penerbangan.'' Keberanian dan kehebatan Celebi bersaudara benar-benar terukir dalam sejarah penerbangan dunia. Mereka berdua memang pantas mendapat tempat khusus dalam sejarah penerbangan.

    Akhirnya untuk mengenang jasa-jasa Celebi bersaudara terhadap dunia penerbangan, Pemerintah Turki modern mengabadikan nama Hezarfen Ahmet Celebi dengan memberikan nama tersebut pada sebuah bandara udara di Istanbul, Turki. dya 

    SEJARAH PENERBANGAN INDONESIA
    Indonesian Airways lahir saat perjuangan bangsa Indonesia menegakkan kedaulatannya sekaligus menjadi sejarah penerbangan Indonesia dan cikal bakal penerbangan nasional Garuda Indonesia. Akankah hari lahirnya menjadi sebuah kontroversi sejarah ?

    Kali ini kita tinggal pilih hari jadi Garuda, 26 Januari 1949 saat Indonesian Airways terbang dari Calcutta ke Rangoon, 28 Desember 1949 saat Presiden Soekarno dan rombongan naik Garuda Indonesian Airways ke Jakarta, atau 31 Maret 1950 saat keberadaan Garuda Indonesian Airways diumumkan dalam Berita Negara. Yang jelas, Indonesia Airways yang merupakan penerbangan AURI di luar negeri tidak terkait dengan Garuda Indonesian Airways hasil perundingan Pemerintah Indonesia dengan Belanda pasca-Konferensi Meja Bundar.” Lebih rancu lagi jika kita menyimak cabin magazine Garuda terbaru (Januari 2007) pada artikel "The Birth of Airline". Di situ disebutkan, penerbangan tanggal 28 Desember 1949 dari Yogyakarta ke Jakarta dilakukan dengan pesawat Seulawah. Padahal, menurut catatan sejarah, saat itu Seulawah masih di Burma berlogo Indonesian Airways yang dioperasikan para pilot AURI. Lalu, tanggal 26 Januari 2007 masihkah kita mengucapkan "Selamat Ulang Tahun Garuda"? (“Garuda Bukan "Indonesian Airways", penulis : F Djoko Poerwoko).
    Tulisan diatas dikutip dari kolom opini harian Kompas, tanggal 26 Januari 2008 dimana bukan tidak sengaja sang penulis yang juga purnawirawan TNI-AU membuat tulisan ini bertepatan dengan hari lahirnya Garuda Indonesia. Kontroversialkah sejarah Garuda Indonesia jika kita membaca tulisan ini mengingat ada tiga versi tanggal yang berbeda satu sama lain ? Untuk menjawabnya kita harus membuka kembali lembaran sejarah.

    Kelahiran Indonesian Airways

    Tidak terasa telah 59 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 26 Januari 1949 sebuah penerbangan nasional lahir walaupun tempat kelahirannya bukan di Indonesia. Indonesian Airways begitu nama yang diberikan oleh perwira TNI-AU (saat itu bernama AURI) sebagai salah satu bukti eksistensi sekaligus perjuangan bangsa Indonesia di luar negeri yang saat itu sedang terancam kedaulatan dan kemerdekaannya oleh Belanda.

    Proses kelahirannya sangat tidak disengaja. Pesawat angkut modal Republik, C-47 Dakota RI-001 “Seulawah” sedang ada di Kalkuta, India untuk menjalani perawatan, pengecatan, dan modifikasi dengan ekstra tanki bahan bakar. Bertepatan dengan itu pula, Belanda melancarkan Agresi Militer II, 19 Desember 1948 yang berhasil menduduki kota Yogyakarta yang saat itu menjadi ibukota negara. Sangat dilematis, mau pulang jelas akan menuju mulut harimau, ditambah lagi masalah belum lunasnya pembayaran pesawat RI-001 dan pengeluaran rutin seperti gaji crew, sewa hangar, dan biaya hidup. Sadar bahwa pesawat terbang hanya akan menguntungkan selama ia terbang, sedangkan ia akan memakan biaya bila didarat, maka dari itulah opsir-opsir TNI-AU pimpinan Opsir Udara II, Soetadjo Sigit yang terbang dengan RI-001 ke India berinisiatif mendirikan perusahaan penerbangan Indonesian Airways untuk memperoleh uang. Seperti yang diketahui pula Soetardjo Sigit ini juga bersama-sama rekan-rekan terbang melancarkan serangan udara pertama melawan pendudukan Belanda di Ambarawa, Salatiga, dan Semarang tanggal 29 Juli 1947.

    Berbeda dengan yang kita pernah dengar ternyata peranan Wiweko Soepono tidaklah besar. Ide awal merupakan milik Kapten/Opsir Udara III (kepangkatan saat itu) Soetardjo Sigit. Berhubung kepangkatan lebih rendah, KSAU Suryadarma memutuskan harus berkoordinasi lebih dulu dengan Wiweko yang saat itu berpangkat Mayor/Opsir Udara II yang menjabat sebagai staf ahli dan sedang bertugas di New Dehli.

    Mulanya para opsir TNI-AU dan diplomat RI di India mengharapkan bantuan dari India untuk mengijinkan operasional Indonesia Airways. Sayang permintaan ditolak karena India telah memiliki perusahaan penerbangan nasional Air India. Jawaban postif malah datang dari negara yang tak diduga-duga, Burma. Burma (sekarang bernama Myanmar) baru beberapa bulan saja merdeka dari Inggris dan menghadapi banyak masalah. Mulai dari sarana transport terbengkalai, jalanan masih belum memadai, dan parahnya lagi pemberontakan muncul dimana-mana.

    RI-001 “Seulawah” bertuliskan Indonesia Airways terbang pada tanggal 26 Januari 1949 dari Kalkuta menuju Rangoon, Burma untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Tanggal inilah sebagai hari kelahiran Indonesian Airways.

    Kelahiran Garuda

    Setelah pengakuan kedaulatan terwujud, pemerintah Indonesia yang diwakilkan oleh Kementerian Perhubungan berunding dengan pihak Belanda yang diwakilkan oleh perusahaan penerbangan komersial KLM (Naamlooze Vennootschap/NV De Koninklijke Luchtvaart Maatschappi) tentang penerbangan nasional Indonesia. Terbentuklah usaha patungan penerbangan sipil dengan Inter Insulair Bedrijf (IIB)-anak perusahaan KLM dengan nama NV Garuda Indonesian Airways (GIA).

    Ini semua terjadi berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar 1950 selain memuat dan mengakui kedaulatan negara Indonesia (baca : Republik Indonesia Serikat) juga penyerahan kekayaan Hindia Belanda yang meliputi pertambangan, perkebunan, pabrik, dan untuk transportasi adalah perusahaan perkapalan (KPM) yang kelak menjadi Pelni, kereta api (SS dan NIS) yang kelak menjadi PJKA, serta untuk penerbangan adalah IIB. Sebagai catatan KNILM yang merupakan kepanjangan tangan KLM yng beroperasi di Indonesia (baca : Hindia Belanda) bubar saat Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942. Pilot, crew dan pesawat yang ada pergi ke Australia dan bergabung dengan AU Australia dan saat Belanda kembali ke Indonesia, eks KNILM ini membentuk perusahaan yang bernama IIB yang didominasi oleh penerbang atau tepatnya eks pilot transport militer karena tidak lain asal IIB dari Skuadron 19, AU Belanda.

    Nama Garuda sendiri sengaja diberikan oleh Presiden Soekarno selain menjadi lambang negara juga terinspirasi kendaraan sang Dewa Wisnu berdasarkan sajak pujangga jaman kolonial Noro Soeroto, Ik ben Garoeda, Vishnoe’s vogel, diazijn vleugels uitslaat hoog boven Uw eilanden (Akulah Garuda, burung milik Wisnu yang membentang sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauan-Mu). Penerbangan perdana dimulai pada tanggal 28 Desember 1949, sehari setelah pengakuan kedaulatan dengan Dakota PK-DPD. Lengkap dengan tulisan dan logo Garuda Indonesian Airways, rombongan Presiden RIS (Republik Indonesia Serikat), Soekarno dan Perdana Menteri RIS, Moh. Hatta terbang dari Maguwo, Yogyakarta menuju Kemayoran, Jakarta. Walaupun demikian penerbang masih kebangsaan Belanda karena saat itu tidak ada satupun pilot Indonesia yang memiliki lisensi Dakota.

    Secara resmi GIA lewat hukum berlaku pada tanggal 31 Maret 1950 saat dikeluarkan Akte Notaris Raden Kadiman No. 137, dimana saham 50% dimiliki NV-GIA dan sisanya 50% dimiliki NV KLM. Pada tahun 1954, akibat berlarut-larutnya sengketa Irian Barat, pemerintah Indonesia mengambil tindakan menasionalisasi GIA dari KLM, maka dikeluarkanlah Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 30 pada tanggal 12 Juli 1954. GIA mengangkat pimpinan dari orang Indonesia sendiri yaitu Ir Soetoto yang menggantikan Dr. E. Konijnenburg asal Belanda. Bentuk badan hukum berubah dari NV menjadi Perusahaan Negara (PN). Diharapkan enam tahun kemudian jumlah pegawai KLM akan “teoritis nul”, walaupun pada kenyataan selanjutnya dipercepat sehubungan dengan perebutan Irian Barat dan rencana me-nasionalisme-kan seluruh perusahaan asing, tahun 1957 seluruh karyawan KLM dipulangkan dan sejak saat itu seluruh personil GIA adalah dari bangsa Indonesia sendiri.

    Lalu bagaimana dengan Indonesian Airways ? Praktis dengan pengakuan kedaulatan kontrak charter udara diatas Burma dihentikan Juni 1950. Indonesian Airways dibubarkan atau lebih tepat personil-personil yang notabene opsir Angkatan Udara kembali ke TNI-AU atau ada yang bergabung ke GIA. Personil yang memiliki lisensi terbang disekolahkan untuk mendapatkan sertifikasi komersial pilot Dakota. Penerbang hijrah dari TNI-AU macam Budiarto Iskak atau Sjamsuddin Noor inilah yang menjadi pilot pertama GIA asli Indonesia tahun 1954.

    Kontroversi Sejarah

    Jelas sekali bahwa tidak ada hubungan antara Garuda Indonesia Airways dengan Indonesian Airways dan itu berlangsung terus “adem ayem“ tanpa pernah ada apa-apa sampai awal tahun 1979. Ketika itu GIA dipimpin oleh Wiweko Soepono. Bekerjasama dengan KSAU saat itu Marsekal Ashadi Tjahjadi, Wiweko memproklamirkan dalam pidatonya bahwa, “…didalam tubuh Garuda sudah tertanam benih-benih perjuangan 30 tahun yang lampau…pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih kepada KSAU, yaitu Bapak Ashadi yang telah menghibahkan kepada Garuda, Hari Ulang Tahun Indonesian Airways termasuk cita-citanya yang telah dicetuskan 30 tahun yang lalu.”

    Semangat perjuangan pendiri bangsa Indonesia yang harus tertanam dalam perusahaan, begitu kira-kira yang ditangkap dari pidato Wiweko mengenai hibah ulang tahun Indonesian Airways yang menjadi hari berdirinya Garuda Indonesian Airways yang sekarang telah berubah menjadi Garuda Indonesia. Diperkuat lagi pernyataan Lumenta yang mewakili GIA dihadapan DPR perihal tanggal kelahiran GIA. Bahwasanya benar nama GIA baru digunakan tahun 1950 tapi momentum tanggal 31 Maret itu sebagai “lebih bersifat penandatanganan serah-terima kerjasama” sebuah tanggal yang tidak memiliki arti sejarah dan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, tanggal de facto kelahiran GIA adalah tanggal 26 Januari 1949 sedangkan tanggal de jure adalah tanggal 31 Maret 1950. Begitulah kira-kira alasannya.

    Naif sekali. Padahal bukankah mendapatkan pengakuan kedaulatan Indonesia berikut isi perjanjian KMB itu diperoleh dari perjuangan bangsa Indonesia pula ? Wiweko tidak berpikir panjang dan sekaligus menyepelekan arti perjuangan TNI-AU pasca Agresi Militer II yang nyaris tidak memiliki apa-apa untuk melawan pendudukan Belanda.

    Apa daya, sejak saat itu tanggal 26 Januari 1949 adalah hari lahirnya Garuda Indonesia. Dan pada saat tanggal pencetusan tersebut Garuda artinya telah berumur genap 30 tahun dan dirayakan diantaranya dengan penerbitan "Prangko 30 Tahun GIA". Tidak urung sang penggagas ide dan pelaku sejarah Indonesian Airways Soetardjo Sigit mengecam dengan keras, "…itu kan pemalsuan sejarah, mana mungkin ulang tahun satu orang atau suatu badan dialihkan ke pihak lain ?" Tidak urung pula Soetardjo dkk. mengajukan protes langsung kepada Marsekal Ashadi malah ditanggapi dingin dengan alasan mengapa tidak mengajukan keberatan sebelumnya. Padahal Soetardjo beserta kawan-kawan pelaku Indonesian Airways tidak pernah sekalipun diajak bicara dan berkonsultasi sebelum penghibahan tersebut.

    Ketika itu Garuda dibawah single manajemen, setali tiga uang dengan pemerintahan Orde Baru, sama-sama terpusat kepada satu orang dan sangat otoriter. "Bahkan setan-pun tidak berani menggangu kebijakan (keliru) seorang Wiweko" ,begitulah kira-kira dianalogikan. Tapi Soetardjo tak pernah mundur. Setelah angin reformasi berhembus, Soetardjo kembali memperjuangkan dengan apa yang diistilahkan "meluruskan sejarah yang dibengkokan" dan "bahwa penghibahan hari lahir Indonesian Airways kepada PT. Garuda Indonesia adalah suatu blunder".

    Gayung-pun bersambut. Mantan penerbang Garuda bersatu memperjuangkan kebenaran sejarah. Apalagi tahun 2001, Direktur Utama Abdulgani bertanya perihal kejelasan dan kesimpangsiuran sejarah Garuda akibat kedatangan wakil dan ahli waris penyumbang pesawat "Seulawah". Para purnawirawan TNI-AU juga menyambut dengan baik. Tidak lain untuk mengembalikan sejarah perjuangan TNI-AU yang telah dirampas, apalagi diketahui kemudian Surat Keputusan (SKEP) tertanggal 26 Januari 1979 yang berisikan penghibahan hari lahir tersebut tidak ada nomor skep-nya !

    Kalau boleh sedikit berandai-andai, tentulah inisiatif dan tanggal 26 Januari 1949 itu harus dihargai. Bahkan hari itu bisa ditetapkan sebagai Hari Penerbangan Sipil Nasional. Sementara untuk Garuda sendiri, ada dua pilihan faktor ke-sejarah-an yang sama-sama kuat dan bisa dipilih : 28 Desember 1949, tanggal de facto atau 31 Maret 1950, tanggal de jure. Semua fakta dan bukti telah jelas, sekarang bola ditangan pengambil keputusan yang tak lain manajemen Garuda sendiri dan pemerintah Indonesia selaku pemilik. Perjuangan meluruskan sejarah bukanlah bertujuan menyudutkan dan mengkambinghitamkan individu, instansi atau pihak tertentu. Apalagi tokoh-tokoh yang terkait telah meninggal dunia dan semuanya telah memberikan andil yang besar bagi pembangunan bangsa ini. Tapi lebih besar daripada itu semua yaitu memberikan sejarah yang benar bagi generasi penerus agar jangan sampai terulang dan dapat diambil hikmah serta pelajarannya. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya ? (Sudiro Sumbodo, Jakarta, 2008)

    Referensi :
    1. Angkasa, Majalah Kedirgantaraan, "Indonesian Airways Bukan Embrio Garuda", No.10 Juli 1998
    2. Garuda Indonesia, "Perjalanan Pengabdian : 45 Tahun Penerbangan Milik Bangsa", Jakarta 1994
    3. Kompas, Koran Harian, "Garuda Bukan Indonesian Airways", Poerwoko, Djoko, tanggal 26 Januari 2008
    4. Makalah "Pelurusan Sejarah Hari Ulang Tahun Garuda", Penyusun : Djokomono, Capt. Roekanto; Syafei, Capt. M ; Soebekti, Capt. Sri.
    5. Suara Pembaruan, Koran Harian, "Tentang Hari Lahir Garuda", Tumbelaka, Capt. F.A. tanggal 5 April 2000